Broto-Jani, Simbol “Gaul” Orang-orang Kampung


Kayaknya lucu juga ya, sekarang dunia ini sudah berisi wayang-wayang orang jaman sekarang. Mungkin kalau dilihat, gegara sinetron Mahabaratha dan Jodha Akbar yang sekarang sedang naik pamor di kalangan masyarakat desa, saya akhirnya lebih suka dengan kata wayang-wayang ketimbang orang-orang. Gak tahu juga, biar beda saya coba katakan seperti itu saja kali ya. hehehehe. . –Tapi anu, bukan berarti saya sering liat dua film itu lho ya

Gini. Saya itu agak heran, coba kalian pikir. Kalo sinetronnya, “mbak Dewi Sandra” yang CHSI itu sudah hilang, plus “acara terong-terongan” sudah khatam dari peredarannya, saya yakin mayoritas masyarakat desa pada liat berita-berita yang sekarang sedang banyak dipergunjingkan diantara orang-orang sekitar. Pak RT, Bu RT, imam mushola, tukang bakso, sampe tukang kebun pasti gak bakal bicarain masalah Syahrini, atau bahkan Marshanda yang kini sudah “berbeda”. Apalagi ibu-ibu arisan, yang notabene jadi ajang silaturahmi tapi berkedok gosip itu. Heuheuheu. . Coba bayangkan, seandainya sudah khatam itu acara-acara sinetron gandul-gandulan eh terong-terongan, sekarang pasti mereka bakal lebih “gokil” ngegosipnya. Sudah berani ngomongin pemerintah, partai bahkan kasus PSSI. Lagipula, saya yakin ibu-ibu sudah “move on” gara-gara masalah Dude Herlino yang nikah kemarin lalu dan bahkan bapak-bapak yang juga sudah “move on” gara-gara Briptu Eka menikah beberapa waktu lalu. Heuheuheu. . Continue reading “Broto-Jani, Simbol “Gaul” Orang-orang Kampung”

Cerita Tentang Sawah, Gosip sampai Nikita Willy jadi Guru Ngaji


Saya itu agak kaget pas bada maghrib sekitar 3 hari (16/8) yang lalu ketika di rumah. Dengan peningkatan status Gunung Slamet –yang kalo tidak salah sudah berada pada status Waspada-, di rumah sudah berasa sedang ada latihan perang jika mendengarnya. Dari suara yang begitu jauh terasa, hingga menggetarkan kaca jendela ada dalam paket latihan perangnya. Baru kali ini, rasanya dentuman Gunung Slamet menjalar sampe ke rumah. Padahal, sekitar bulan Maret peningkatan aktivitas gunung gak begitu terasa. Anehnya ketika saya lihat puncak, (kebetulan dari rumah saya, puncak Gunung Slamet bisa terlihat) diatas sana tidak ada larva atau kumpulan asap yang mengepul diatasnya. Entah, malam itu saya rasakan sesuatu yang luar biasa.

Tapi kali ini saya gak akan membicarakan aktivitas gunung. Saya hanya akan sedikit menceritakan tentang obrolan Bi Rumi dengan teman seper-gosipan-nya, Bi Kasti. Dua orang ini tuh suka banget sama yang namanya ngegosip. Nikita Willy yang jadi guru ngaji pake hijab hitamnya, Siwon-Donghae-Eunhyuk yang ikutan Ice Bucket Challenge (itu lo, yang ngeguyur badan sama seember air es), hingga Taksi Uber yang lagi hangat-hangatnya di komentari Ahokpun mereka bicarakan. Kata orang, mereka itu sudah seperti gerbangnya informasi. Jangankan usulan menteri-menteri yang sedang dibicarakan di rumah transisi oleh kubu Jokowi, bahkan mungkin mereka malah sudah punya usulan formasi dari instansi-instansi CPNS tahun ini yang jadwalnya tak ada yang pasti. Bayangkan saja, dari jadwal pengumuman formasi tanggal 18-20 Agustus, nyatanya siang ini dari 487 instansi pusat atau daerah baru ada sekitar 25 yang sudah ada formasi terkini. Hanya sekitar 5% dari total instansi seluruh pelosok negeri. Aduh mama sayangeeeee. Heuheuheu. .

Siang ini tuh mereka berdua lagi marah-marah sama pemerintah gaes. Gegara pupuk subsidi yang masih kurang disediakan pemerintah pusat, sampe kurang 2 juta ton di tahun 2014 suami mereka yang jadi petani jadi pusing tujuh keliling ngegarap sawah mereka buat nanem padi. Sudah pendapatan yang emang cekak, ditambah pupuk juga berkurang alhasil sawah-sawah mereka malah udah gak jadi lagi lahan produktif buat ditanem. Ujung-ujungnya mereka nyewain sawah mereka buat jadi lahan pasar malem, tower telco, sampe jadi lapangan buat tarkam (sepakbola antar kampung) yang emang gak butuh pupuk buat ngembangin usaha itu. Saking semangatnya mereka nyewain tempat buat tarkam, mereka sampe rela selfie di depan gawang bambu yang mereka buat sendiri, terus disebar-sebar lewat BBM di Lumianya yang BBMnya sudah bukan lagi BBM versi beta sejak tanggal 15 Agustus pekan lalu. Mereka gencar banget buat jadiin sawah-sawah mereka berhasil secara diversifikasi penggunaan, meninggalkan diversifikasi pertanian yang selama ini masih dipelajari anak-anak sekolah. Kata mereka alasannya simple, peningkatan produksi beras harusnya juga didukung dengan pasokan pupuk yang baik buat petani. Dengan keuntungan yang memang kurang begitu banyak, petani juga sudah malas karena memang saat ini keuntungan memproduktifkan sawah dengan menanam padi tidak signifikan dibanding memproduktifkan sawah buat di kontrakin tarkam tiap tahunnya. Apalagi kalo sampai di sewa buat tower telco. Lumayan. Soalnya sekali nyewa juga mereka gak cuma setahun-dua tahun. Tapi kadang sampe 5 tahun. Asalkan gak ada bencana sama pendirian bangunan tinggi yang ngehalangi sinyal, terkadang mereka malah nambah waktu sewa. “Ya, lumayan mas. Disini sudah high speed kecepatan internetnya. Gara-gara istri kami yang doyan ngegosip terus share ke path sama twitter, penduduk desa ini sudah mulai mengenal smartphone buat ngegosip. Lah wong mau kumpulan RT aja woro-woronya via BBM kok mas. Baru kalo ping-nya gak dibales-bales alias no respon, pak RT bengak bengok lewat speaker mesjid“, sambung mereka. Heuheuehuehu. .

Kalo saya lihat sih, permasalahannya unik juga ya. Dari urusan sawah yang emang gak bisa lancar gara-gara pupuk sampai ngegosip Nikita Willy yang jadi guru ngaji. Akhirnya malah mereka menemukan “gaulnya” mereka sendiri. Mereka melek teknologi juga bukan karena semata-mata sawah yang mereka “gauli” sudah berubah jadi bentuk lain. Mereka jadi gaul juga karena urusan gosip Bi Rumi dan Bi Kasti yang menyemarakkan Path, Twitter sama BBM di daerah pedesaan. Dulu kentongan, sekarang broadcast massage sampe PM bahkan ping ke orang-orang. Maka tak salah saya menyimpulkan ternyata banyak sekali perubahan dalam diri seseorang yang harus dimulai dengan memutus kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan. Dari sawah yang kurang pasokan pupuk, dari diversifiksi penggunaan sawah jadi lahan sewa yang menguntungkan, sampai pengaruh orang-orang yang selalu gosip tiap harinya juga jadi bagian dari perubahan itu kan? Maka jangan terlalu banyak mengeluh dengan banyaknya masalah, karena bisa jadi masalah yang ada justru malah membawa berkah, karena memunculkan ide-ide dalam keberkahan-keberkahan lain yang tak pernah kalian jamah.

Bukan begitu kan gaes?

Pemalang, 20 Agustus 2014

%d bloggers like this: