
Kebetulan hari ini, diberi kesempatan untuk bertemu dan berbicang-bincang dengan Handry Santiago di Ruang Multimedia Gedung Learning Centre. Berawal dari teman yang baru memberitahu kemarin ada seminar ini, langsung hajar saja, apalagi sekarang lagi demen-demennya motivasi untuk sekedar buka laptop > drive D > Perkuliahan > Semester 8 > Tugas A*hir > klik (sederhana, tapi lumayan berat. Hehe).
Oke, Berbicara tentang Handry Santiago (pernah juga diliput majalah swa, silahkan lihat disini jika Anda ingin mengetahui lebih jauh sosok seorang HS ini) maka tidak jauh-jauh kita mengenal beliau dengan background CEO General Electric, sebuah perusahaan global mungkin lebih banyak kita tahu membuat mesin pesawat, silahkan mengunjungi situsnya berikut (http://www.ge.com/id/in/), menuturkan bahwa di bidang mesin pesawat, setiap 7 menitnya ada mesin buatan GE yang mengantarkan rakyat indonesia untuk berkeliling tanah air.
Kehadiran Handry Santiago, pada dasarnya ingin sekedar berbagi mengenai pengalamannya dengan CEO suatu perusahaan global. Menurut beliau satu yang dibutuhkan dari semuanya adalah faktor Leadership. Ini sekaligus menjadi bahan yang paling banyak dibahas di pertemuan tadi.
Menurut beliau, leadership merupakan suatu proses. Ada tiga hal yang menjadi satu catatan dalam hal leadership, yaitu
1. Leader
2. Follower
3. Situation
Kita akan membahasnya dari bawah terlebih dahulu. Dibawah ini sengaja saya masih menggunakan bahasa notes, tulisan pertama tanpa edit. Setidaknya mencoba sedikit tulisan baru. 🙂
Situation:
Bagaimana berbicara tentang leader, maka kita akan mendapatkan definisi yang sangat beragam tentang leader. Bagi orang-orang kebanyakan, maka kita dapat berbicara leader merupakan sebuah persepsi dari followers. Jika ditanyakan, mana yang termasuk leader mana yang bukan? Hitler, Soekarno, Soeharto, Abu Rizal Bakrie? Berbeda bukan? >> Inti dari bagian ini, leader itu tergantung sudut pandang follower, dan tiap-tiap bagian, tiap-tiap negarapun mempunyai makna yang berbeda mengenai arti kata itu.
Jika berbicara mengenai situasi (ini sekaligus mendukung berbeda makna tetang kalimat diatas) adalah, leader terkadang muncul ketika ada masalah/chaos. Pernahkah teman-teman sekalian sejenak flashback mengenai hal ini? Coba pikir, bagaimana dalam situasi genting, leader bisa muncul dengan sendirinya! (#untuk kali ini saya tidak akan mengulas lebih jauh dari apa yang dipaparkan pada seminar tadi. Hehehe)
Followers:
1380 – Manusia cenderung mengikuti apapun yang diberikan oleh atasan walaupun salah/menyakiti orang lain (kalo dalam bahasa agama itu seringkali disebutkan dengan “taklid buta”). Itu merupakan sebuah penelitian tentang Opinion of Authority yang dilakukan oleh seorang dokter keturunan Yahudi yang keluarganya habis dibantai oleh Nazi.
Ingat, ketika followers tidak memberikan feedback apa-apa (taklid buta diatas), maka leader tidak akan mendapatkan satu masukan yang memang berguna bagi pengetahuan leader itu sendiri. Nah untuk menimbulkan share antar follower dan leader haruslah dibentuk satu kebersamaan dan kedekatan antara keduanya. Tapi, satu hal yang perlu diingat adalah, terkadang semakin dekat seorang followers dengan leadernya, maka semakin mudah followers tersebut menghianati leadernya ketika leadernya sudah tidak sesuai dengan ekpektasi seperti yang dipikirkannya dari awal. Sebagai casenya, geng-geng di Asia kebanyakan hancur biasanya dikarenakan penghianatan orang yang paling dipercaya.
Leader
Pygmallion (seorang pematung bangsa Yunani), pernah membuat satu patung yang sangat cantik, hasil inilah diluar dari apa yang dibayangkan sebelumnya. Lalu si Pygmallion tersebut berdoa dengan dewa-dewa kepercayaannya, venus, dsb, maka kemudian dewa tersebut mewujudkannya. Bukan karena apapun alasannya, tapi inilah salah satu dari pembuktian ekspektasi dan keyakinan dari seseorang. Kalaulah leader memberikan ekpektasi yang tinggi, maka followers akan mempunyai satu kepercayaaan yang bernama “self fullfilling profecy“, rasa dipercaya yang tinggi biasa disebut dengan pygmallion effects (seperti yang telah dijelaskan dengan keadaan Pygmallion sebelumnya). Ini sekaligus menjadi satu trigger bagi follower untuk bisa meningkatkan efekivitasnya.
Aspek penting orang Indonesia menganggap penting suatu leadership yaitu panutan/role model bukan visi. Gak butuh janji-janji, hanyalah sekejap saja bagi Indonesia untuk mendengarkan misi dan visi tersebut, semakin berbicara maka orang Indonesia hanyalah ya, oke, thanks for that. >> ini hanya berlaku di Indonesia, Leader=panutan/role model.
Tahapan Leader (bayangkan dengan kondisi pemimpin dari jaman-jaman dahulu)
Leader itu harus ditakuti
Leader itu harus born
Leader itu made > training dan seminar > traning, consultion.
Leader itu born tetapi harus practice
Leadership is like a swimming, you cannot learn it from books. Kamu harus berbicara tentang leadership dengan melakukan proses.
Dibutuhkan mentalitas global consepts. Kompetitiveness di hasilkan dari perusahaan yang global concepts. Semakin tidak kompetitive Anda akan mendapatkan kita menjadi satu golongan yang termakan object globalisasi. Karena menjadi sebuah objek, semakin meembuat kita menjadi satu tindakan konsumtif.
Leader: Starts from different tought.
Global mindset sangat dibutuhkan, karena tingkat competitiveness kita bukan hanya terjadi sesama kita, tetapi dengan dunia luar.
Just thingking out of the box. Try to produce something.
Make decision, trade off.
Gary Yukl > Bapak influencer > Rational Persuation (cukup global untuk bisa diterapkan).
I just want to share something.
Just follow
@HandryGE, and follow me to @kutudjangkrik.