Patah Tulang


Tulisan ini adalah tulisan saya yang lumayan lama, entah kenapa kok ini masih draft. Kayaknya sih dulu lupa buat di klik sebelum sinyal hilang. 🙂

Tulisan ini sengaja saya post, karena dulu lumayan butuh effort besar untuk sekedar nulis. Arm sling yang masih di pasang, belum pegelnya otot sekitaran pangkal lengan atas karena lumayan lama gak di gerakin. Semoga bermanfaat bagi temen-temen yang mungkin ketika baca artikel ini sedang dalam kondisi recovery patah tulang. Buat saya, recovery patah tulang itu lumayan lama dan butuh kesabaran. Sedikit pengalaman saya yang patah tulang lengan kiri, pasca operasi saya harus melakukan penyesuaian gerakan tubuh bagian kiri dengan bagian kanan. Jalan pun harus dibiasakan bergerak selayaknya orang normal. Lambaian tangan yang biasa kita lakukan saat jalan, termasuk salah satu kegiatan yang menurut saya susah saat itu. Buat temen-temen yang masih dalam masa recovery patah tulang saat ini, meskipun saya fans MU kalimat yang paling pas adalah, “You never walk alone“:) 

Tulisan series saya mengenai patah tulang, biar bacanya gak setengah-setengah. hehe
Patah Tulang (tulisan pertama kali setelah patah tulang. Tahun 2014 saya lumayan rajin nulis. Entah itu di twitter, facebook dll. –termasuk di dalamnya blog ini– Semangat yang kala itu masih membara, kemudian semakin meredup sampai blog ini jarang update dan jarang dibelai. hehe. .)
Suntuk (tulisan kedua. Isinya jelasin rasanya suntuk buat orang yang patah tulang)
Mengenal Istilah Fraktur, Humerus, Sinistra dan ORIF (kalo misal mau penjelasan ilmiah apa yang saya alami)
Blob Jump (ini yang buat saya patah tulang. Permainan ini pernah ada di Running Man yang selalu buat saya ngilu kalo lihat. hehe. .)

Selamat membaca. 🙂 

Patah Tulang
Arm sling jadi teman setia kala itu. 🙂

Yap, hari ini (Jumat, 21 Februari 2014) –sembari menunggu tayangan Indonesian Idol nanti jam 21.00- secara “rasa”, dapat saya katakan bahwa tangan kiri saya sudah lumayan bisa diajak kompromi untuk menulis. Meskipun masih terasa sakit jika tinggi meja kurang pas dengan tinggi lengan. Kurang lebih sudah hampir dua bulan, saya tidak menulis. Mungkin bisa, tapi menulis dengan satu tangan sangatlah merepotkan, belum rasa sakit yang merangsang saraf untuk tidak berpikir terlampau jauh dengan imajinasi. Hehehe. . Intinya satu, di hari ini otak dan rasa sakit sudah bisa menyuruh tangan untuk kembali menulis. Terutama tentang berbagi pengalaman tentang “patah tulang”. Okeee, Lets Reborn to Write!!

Bukan apa-apa, kejadian yang agak mencengangkan, terjadi pada tanggal 26 Desember 2013, tepat akan menginjak tahun baru. Seperti yang sudah saya berikan hint pada artikel terakhir sebelum ini. Sudahkah membacanya? Open fraktur blah blah blah? Belum? Maksudnya yang ini = Mengenal Istilah Fraktur, Humerus, Sinistra dan ORIF

Buku Biologi

Oke, tepat di hari peringatan kejadian Tsunami Aceh 9 tahun silam, saya mengalami suatu kecelakaan yang mungkin agak diluar pikiran saya sebelumnya. Maha besar Allah dengan segala kuasanya, saya mengalami “patah tulang” (mari kita sebut dengan fraktur). Fraktur yang saya alami (berdasarkan apa yang ditulis oleh perawat RS terkait) adalah “Open Fraktur Humerus Sinistra Kominutif Post ORIF”. Bingung? Saya juga bingung. Gara-gara perawat yang satu ini, saya kembali membuka buku Biologi SMA dan SMP dulu, meskipun nemu cuma satu bagian tok, yaitu Humerus a.k.a Lengan Atas. Lebih mudahnya, mari kita katakan saya mengalami “Patah tulang lengan kiri atas”. Berikut ini foto rontgennya:

Foto Rontgen Sebelum OperasiSetelah operasi fotonya seperti ini:

Foto Setelah Operasi Pemasangan Pen 

Usut-punya usut, fraktur yang saya alami lumayan parah. Fraktur kesamping (mungkin lebih enak kalo orang jawa ngomong dengan istilah: “Semplek”). Akibatnya, pen yang dipasang cukup panjang, dengan luka sayatan OP sekitar 20an cm pada lengan kiri. Hasil operasi Alhamdulillah berjalan lancar, tetapi ada sedikit masalah pada saraf. Dokter mengatakan bahwa agak kena sedikit pada saraf ibu jari. Dari visiting dokter di RS tempat OP dan kontrol pertama yang paling dilihat adalah kemampuan ibu jari untuk gerak. (Sebagai catatan: Untuk pasien fraktur, bahwa ternyata ketika terjadi fraktur memang wajar yang menjadi concern utama adalah fiksasi tulang. Tetapi, jika dilihat lebih lanjut masih ada hal-hal yang mungkin berlanjut akibat tulang yang patah, salah satunya saraf).

Beruntungnya, Allah masih memberikan kesalahan hanya “kena” sedikit, tidak sampai putus. Ibarat saraf itu kabel, boleh dikatakan yang kena hanya lapisan luarnya. Akibatnya hingga saat ini, kulit bagian ibu jari masih agak sedikit kaku dan sensitifitas kulit ibu jari dan jari telunjuk agak kurang “sensi”. Ketika di acungkan jempol dengan gaya “like this”, ibu jari masih agak goyang-goyang (alias: “ndredeg”) karena otot yang belum kuat pasca trauma fraktur. Tapi yang paling membuat tenang, jari tangan kiri masih bisa digerakkan. Masih bisa untuk menulis dengan 10 jari di keyboard (meskipun agak susah dan pegal untuk dibawa menulis cepat). Pun masih bisa menulis di HP android touchscreen tipe QWERTY. Alhamdulillah. . 🙂

Postingan pertama tentang patah tulang yang saya alami, semoga bisa menjadi pengetahuan dan bahan rujukan untuk selalu berhati-hati dalam kegiatan “daily pecicilan” semuanya. Hehe. Semoga ada yang bisa diambil dari cerita yang saya utarakan di blog ini. Saya juga memohon maaf jika pada artikel saya di [Upgrade RAM Notebook] ada banyak pertanyaan-pertanyaan baru yang masuk dan belum bisa saya jawab hingga sekarang. Keterbatasan menulis, mood dan pasokan internet jadi satu halangan yang sedang saya perbaiki satu per satu. 🙂

Sumber : [1]. Foto rangka tubuh manusia, diambil dari Sunarto, dkk. 2003. IPA Biologi 2A Kelas 2 SLTP Semester 1. Solo: Tiga Serangkai. Halaman 109

Pemalang, 21 Februari 2014 11:15 PM

Author: Triyoga AP

Salam kenal, panggil saja Yoga. Suka travelling dari dulu (kebanyakan solo backpacker). Suka fotografi (meskipun bukan profesional). Kadang-kadang mengisi waktu luang dengan naik gunung, camping ceria, gowes, trail running, sama woodworking. Di sela-sela kegiatan itu, saya juga masuk jamaah penyeduh kopi mandiri di rumah. Kebanyakan manual brewing. Semoga dapat bertemu di dunia nyata. Cheers!! :)

16 thoughts on “Patah Tulang”

  1. Semoga makin membaik bang.. Saya klo dengar patah tulang, langsung ngilu membayangkan nya.. Terutama di lutut, sebab dulu pernah jatuh dari motor. Jatuhnya gak parah, karena gak di bawa berobat jadi lututnya menonjol sebelah.. Makanya klo udah dengar tulang, langsung kebayang deh… Hehehe #jadicurhat

    1. Hehe. . Betul uda, ini aja masih kebayang sampai sekarang. Yang dilami sekarang kayaknya lebih ke “Post Traumatic Syndrom”. Itu yang susah hilang. 🙂

Yuks!! Ngobrol di mari.

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: