Hari ini entah kenapa, hari sepanjang sejarah per-skripsi-an. Gak kayak Circle K, atau Seven Eleven yang buka 24 jam buat tempat kongkow anak-anak muda yang begadang sampe malem cuma buat ngomongin masalah politik di Indonesia. Ya kali, kalau ngomongin politik. Tapi kalau ngomongnya berita artis yang kemarin ketangkep gara-gara narkoba bisa berabe ntar. Kok bisa? Bukannya kalo ngomongin orang melatih kita buat ngasah kemampuan kita mencerna berita? Apalagi sampai melatih kita untuk lebih speak loud sama orang lain? Ya gak? *tanya pada infotainment dan ibu-ibu komplek sana?* 🙂
Kalo dilihat-lihat sih kata “bukankah, bukankah, bukankah” selalu jadi kata pertanyaan yang sudah melebihi pertanyaan para redaksi berita sekaligus para ahli forensik polisi, 5W+1H. Penyaingnya cuma satu menurut saya, yaitu “akankah“, yang cuma dipake sama infotaiment Silet yang penyiarnya pasang muka serem, mulutnya agak menyonyo gitu pas ngomong. Tapi, gara-gara Silet, kita seharusnya jadi paham bahwa orang yang ngomong “Mulutmu Harimaumu” itu adalah semua pembohong. Kok bisa? Bayangkan saja, selama hidup saya, gak ada tuh harimau yang ngomong mulutnya bisa menyonyo kayak penyiar Silet. #MonggoDipikir!! hehehe. .
“Emang gak ada habisnya kalo ngomongin masalah politik ya Tun?”, eh lagi-lagi pembicaraan Sopan sama Santun terekam CCTV kampus. “Bagaimana gak, dulu dari tahun 1977-1997 yang kita kenal dari Warna-warna politik ya ada 3, Kuning, Hijau dan Merah. Sekarang, warna-warna politik sudah banyak, berwarna warni. Padahal, gara-gara selama 20 tahun warna politik cuma tiga warna, masyarakat di Indonesia malah jadi buta warna, sudah gak kenal lagi warna-warna lainnya. Meskipun ada, warna lain itu dihubung-hubungin sama 3 warna itu. Misalnya warna hijau dengen kuning, jadi warna oranye, dan seterusnya.”
*kali ini Sopan gak nge-interupt omongan Santun*
“Menurut Brewster Pan, warna-warna primer itu disebut warna-warna dasar, sedangkan warna-warna lain adalah dibentuk dari gabungan warna-warna primer tersebut. Pada awalnya, manusia mengira bahwa warna primer tersusun atas warna Merah, Kuning, dan Hijau. Sama toh, kayak yang ada di Indonesia selama 20 tahun itu. Tapi, ini ada tapinya. Bahwa penelitian lebih lanjut menjelaskan warna-warna primer itu bukan Merah, Kuning dan Hijau, tapi Merah, Biru dan Hijau. Kalo di Indonesia, penelitian itu baru terkuak menjelang munculnya gerakan reformasi sekitar tahun 1998, #siKuning Tumbang. Akhirnya masyarakat Indonesia malah jadi semakin bingung, warna-warna berikutnya malah lebih edan, 48 warna partai politik di tahun 1999. Bayangke saja ya, bagaimana pusingnya jurusan Seni Rupa atau bahkan mas Brewster tadi itu kalo penelitian seni rupa di Indonesia yang warna primernya saja sudah sampai 48 warna. Maka dari itu, gara-gara perubahan drastis 3 warna primer jadi 48, ya sama kayak perubahan partai politik selama 3 tahun terus berubah jadi 48 warna di tahun 1999, masyarakat Indonesia malah jadi buta warna politik. Akibatnya, masyarakat sekarang malah jadi galau mau pilih warna politik yang guweh banget. Akhirnya, ya akibatnya masyarakat sampai sekarang ini, bukan malah rembugan bagaimana benerin Indonesia, tapi malah ngeributin masalah 48 warna-warna tadi tuh kira-kira muncul dari gabungan warna primer apa aja ya? #nahlo”, Santun hanya nyengir saja.
*Kali inipun Sopan gak nge-interupt omongan Santun (lagi). Tapi malah langsung ngomong.*
“Tapi Tun, kata dosen yang paling berkuasa dikampus ITB (Institut Telkom Bandung) *yang gak mau namanya disebut*, dunia telekomunikasi sekarang itu sudah berada di masa-masa stagnan, alias ajeg atau mandeg dalam hal pengguna. Sudah tidak akan naik secara signifikan. Padahal pelangganlah yang bisa meningkatkan EBITDA. Akibatnya, para operator itu sekarang sudah tidak terlalu giat buat nyari pelanggan-pelanggan baru buat nambah jadi pengguna kartunya. Tapi yang ada adalah ngerebut pelanggan operator lain, buat jadi pelanggannya dia. Itu FAKTA sekarang. Pun, sama kayak partai politik, sudah stag sepertinya. Jadi yang ada ya jelas cuma ngerebut pelanggan partai lain buat jadi pelanggan partainya. Makannya gak salah seandainya #sibiru gara-gara hasil survey Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) malah jadi kelabakan jenggot, eh kebakaran jenggot. Malah dari hasil survey, #siKuning sama #siMerah melenggang jauh melewati #siBiru. Nah lo, apakah nantinya #siBiru dan #siKuning sudah mulai rebutan jadi warna primer sesuai dengan perkataan mas Brewster? Terus bagaimana nasib #siHijau ya?”, Sopan melemparkan kebingungan.
“Hahaha, betul juga ya Pan. Gara-gara banyak swing voter alias pemilih partai yang pindah-pindah antar satu pemilu dengan pemilu berikutnya, akhirnya lembaga survey juga semakin merambah. Nah, sekarang emang yang lagi nyembul ya SMRC itu. Tapi, yang paling saya suka dari SMRC itu bukan hasil survey politiknya itu lo Pan”, Santun menimpali.
“Lah, emang apa Tun? Bukannya malah jadi banyak yang suka hasil survey SMRC terutama para arek-arek pendukung #siMerah dan #siKuning?”, Sopan menjawab.
“Bukan, bukan itu Pan. Dari SMRC itu saya ya paling suka CEO-nya. Grace Natalie. Penyiar TVSatu yang dulu sempat jadi presenter Kabar Pasar yang pindah sekitar Juli tahun lalu ke SMRC. Bahkan saya yakin kalo ada PFGNN (Partai Fans Grace Natalie Nasional) saya nyalon jadi ketua umumnya. Hehehehe. . “, Santun cuma cengar-cengir tok sewaktu pidato kilat dengan Sopan.
Dan Sopan? Ternyata sudah ketiduran pas Santun nggrendengke Grace Natalie barusan. 🙂
Bandung, 6 Februari 2013
Yooggaaaa…maaf ya kalau aku rada OOT nih komen artikel kamu…kabar TA mu gimana?Lancar terkendalikah?
OOT dibolehkan fan. hehe 🙂
Alhamdulillah, ini semangatnya lagi muncak-muncaknya kok fan. Semoga bisa sidang pendadaran April. Agak molor emang ini. 🙂
Gimana kabar? Sibuk apa nih?
Semoga dilancarkan ya Ga…amiiinn… 😀
Kabarku alhamdulillah baik…aku lanjut sekolah lagi sekarang di Bandung Ga..kapan-kapan kalau ada waktu kita kopdar yyuk 😀
Amiiiiiin insya Allah. 🙂
Waaaaaaah, mantaaaap ini. Masih lama toh? Kalo gitu mah bisa kapan2 nih. Ntar via sms aja fan. Ku kirim DM ya.
Takut susah followup kalo via blog. Hehe
kak, saya ngerasa postingan yang ini sarat isi tapi karena saya nggak tau politik kalo ya makanya jadi bingung 😐
Hehehe. . Di bukmark dulu aja ya.
haiaaah,
ono penggemare mba grace toh
Aku tetap pendukung setiamu mbak. 🙂
heh yog !
Pye bos?
Subhanallah. Semoga berkah ya ra. Dtgu traktirannya di bandung. 🙂
waduuuhhh ini bahasanya politikus2 mahir
Hahhaa, bahasanya bwok
nampaknya emang kita tak sealiran bahasa 😀
Nyong senenge pink Ga…# gak ono partai sik warnane pink yooo….yo weslah rarak melu2 politik..
pusing Yog bacanya. ora ngerti politik *padahalan yo gak ngomongke politik ya*
Btw sampe kaget ada tulisan EBITDA. apa Yoga kerja di bank juga ya, hahahaha
Hehe. . Entah kenapa beberapa hari ini saya jadi kerasukan buat ngomong ngalor ngidul tentang politik mas. Meskipun acak adut tulisannya. 🙂
Haha. . Gak mas. Biasanya kan ada report tahunan perusahaan2 termasuk para operator seluler toh? nah, kemarin lagi nganalisis Bakrie, Telkom, Telkomsel, sama Indosat terkait peran mereka di 4G. Makannya lumayan ngerti EBITDA. Hehe 🙂
Manteb Ulasane rek.. 😀
hahaha. . Semoga bisa diambil maknanya. 🙂
wooh, ternyata partaimu iku toh? PFGNN.. ceka ceka ceka..
#ups 🙂
ncen og, RCTI tenin 😛
warnaku putih, item, kuning wess.. Kewren
RCTI maksud e?
Sorry, ki mung ngomong #siBiru #siMerah #siKuning #siHijau. Nek warna lain tolong jangan di ekspose disini ya. 🙂
ups… cowry
Obrolan kemaren beneran lho ya.. ditunggu rekomendasinya
Nah lo, omongan neng blog yo neng blog, omongan neng jobo yo neng jobo. Gak wangun nek dicampur-campur. Sowry yo. 🙂
😥 diseneni….. huhuhu
dingapuro yo..
RCTI >> RaCeTo wiii 😛
menyonyo itu apaan yog ? monyong kesana-kemari ? hahaha
Hahaha. . Lah itu kayak mulutmu bob. #eh 🙂
kabarnya sih kuning yg paling besar tingkat korupsinya hehe #kaburrrrr
Nah lo, para pembaca dan yang visit ini blog, yang koment ini namanya larassati, sekarang tinggal di Bekasi. Haha. . Ati2 mbok digolek mbak. 🙂
halah malah dibongkar tempat persembunyiane aku….pindah sembunyine wes 😀
hayo kita cari sindikatnya 😀
Ada tim yang mau gabung dari UI? 🙂