Belajar dari Roket


Roket itu, semakin dibakar semakin melejit ke atas. Gas yang panas menyulut roket, tak peduli apakah itu membakar dia atau tidak, dia tetap ke atas

roketSeringkali kita dihadirkan oleh pilihan hidup. Entah itu masalah atau tidak, saya yakin pertanyaannya berujung pada dua hal yang saling bertolak belakang. Kita anggap roket adalah kita sebagai manusia dan panas yang menyulut kita, anggap saja itu jalan yang Tuhan berikan khusus bagi kita agar kita tetap melejit ke atas (baca: sukses). Ada yang ke saturnus, ada yang ke bulan, pasti berbeda tapi tetap satu tujuan, luar angkasa. Panasnya pun berbeda, tergantung dari gravitasi, berat, dan masih banyak lagi.

Jika roket tidak dibakar, tidak dipanaskan mana bisa roket melejit ke atas? Jika kita tidak diberi masalah, mana bisa kita melejit ke atas (baca: sukses)?

Mari menjadi roket!! Just kidding

Bandung, 29 Juli 2012

Author: Triyoga AP

Salam kenal, panggil saja Yoga. Suka travelling dari dulu (kebanyakan solo backpacker). Suka fotografi (meskipun bukan profesional). Kadang-kadang mengisi waktu luang dengan naik gunung, camping ceria, gowes, trail running, sama woodworking. Di sela-sela kegiatan itu, saya juga masuk jamaah penyeduh kopi mandiri di rumah. Kebanyakan manual brewing. Semoga dapat bertemu di dunia nyata. Cheers!! :)

58 thoughts on “Belajar dari Roket”

  1. mudah2an roketnya tidak kehabisan bahan bakar.-ya..??
    Hehe…maaf mas.
    Terima kasih sudah berbagi motivasi,saya yang setua ini belum pernah kepikiran untuk mengambil pelajaran (membaca) dari roket..tapi Mas Adi yang masih muda begitu jeli dan dapat mengambil pelajaran dari roket.
    Kita memang seharusnya banyak belajar dari ‘sesuatu’ di sekeliling kita.Belajar membaca apa yang kita lihat,dengar,dan rasa.
    Salut untuk Mas Adi.
    Salam sukses.

    1. Wah, iya tu mas. Moga2 gak sampe habis. hehehe

      Hehehe. Ah, biasa aja mas. Terkadang apa yang saya tuliskan berasal dari membaca buku, koran, majalah, atau nemuin yang aneh2 mas. Ya terkadang gak pure juga pemikirannya, tapi lebih cenderung saya kembangkan. πŸ˜€

      Kalo mengambil dari yang ada di sekeliling kita saya benarkan itu. Mungkin kalo diibaratkan, kayak hakekat “membantu” kali ya. Terkadang kita membantu yang jauh2 padahal yang deket sama ja pun masih banyak yang membutuhkan bantuan. Ya kayak gitu kali mas. *maaf kalo emang gak nyambung. hehe. .

      Semoga bisa saling menginspirasi mas.
      Salam juga untuk mas zainal.

      *NB: panggil saya yoga aja mas. hehe

Yuks!! Ngobrol di mari.

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: