Jangan Katakan Ini, Pada Anak-anakmu!!


Melihat kelucuan anak-anak dibawah usia 3 tahun, benar-benar memberi sedikit pengaruh besar tentang ketertarikan untuk mempelajari dunia psikologi anak, entah itu mempelajari tentang kemampuan anak meniru, ataupun tentang tumbuh kembang anak. Sulit diterima mungkin, melihat jurusan yang ditekuni sekarang benar-benar jauh berbeda dengan konsepan ini. Tapi tidak menjadi masalah dong, itung-itung persiapan  jadi bapak bagi anak-anak. Hehehe. .

Kebiasaan melarang bagi orang tua bagi anak, terkadang menjadikan suatu masalah tersendiri jika dikaitkan dengan tumbuh kembang anak, apalagi dengan cercaan-cercaan atau mungkin lontaran seketika orang tua pada anaknya. Berikut ini saya kutip dari berita yahoo tentang sedikit larangan bagi orang tua terhadap anaknya. Semoga bisa menjadikan ilmu tersendiri terlebih bagi penulis untuk kedepan. 🙂

”Pergi sana! Bapak Mau Sendiri!”
Ketika Anda kerap melontarkan kata-kata ini pada anak, Suzette Haden Elgin, pendiri Ozark Center, mengatakan anak-anak akan berpikir tidak ada gunanya berbicara dengan orang tuanya karena mereka selalu diusir. ”Jika Anda terbiasa mengatakan hal-hal itu pada anak-anak sejak mereka kecil, biasanya mereka akan mengatakan hal serupa ketika dewasa.”

”Kamu Itu…”
Pelabelan pada anak adalah cara pintas untuk mengubah anak-anak. Jika seorang ibu mengatakan, ”Anak saya memang pemalu”, maka anak akan menelan begitu saja label itu tanpa bertanya apa pun. Apalagi, bila kita memberikan label buruk pada anak-anak, itulah yang akan melekat dalam benak mereka. Seumur hidup!!

”Jangan Nangis”
Atau, kata-kata serupa seperti, ”Jangan cengeng” atau ”Nangis melulu”. Padahal, untuk anak-anak yang belum dapat mengekspresikan emosi lewat kata-kata, mereka hanya dapat menyalurkannya dengan cara menangis. Adalah wajar, bila anak-anak merasa sedih atau ketakutan. ”Sebenarnya, wajar saja bila orang tua ingin melindungi anak mereka dari perasaan-perasaan itu. Tapi, dengan mengatakan ”jangan” tidak berarti anak-anak akan lebih baik. ”Ini juga akan memberikan kesan bahwa emosi mereka tidak benar, bahwa tidak baik untuk merasa takut atau sedih,” ujar Debbie Glasser, direktur Family Support Services. Lebih baik, katakan pada anak bahwa Anda memahami perasaan sedih yang dia alami. ”Ibu paham kamu takut dengan ombak. Ibu janji tidak akan melepaskan tanganmu lagi, Nak…”

”Kenapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?”
”Lihat tuh, Doni rapi banget mengancing bajunya. Kok kamu tidak bisa?”
Para pakar menilai wajar orang tua membandingkan anak-anaknya. Ini akan menjadi referensi terhadap perkembangan anak-anak. Namun, tolong, jangan katakan ini di depan anak-anak. Ini karena tiap anak adalah individu yang berbeda. Mereka punya kepribadian tersendiri. Membandingkan anak dengan orang lain berarti Anda menginginkan anak Anda menjadi orang yang berbeda.

Mungkin contoh diatas masih terasa kurang.
Adakah yang mungkin bisa ditambahkan disini?
Silahkan dikomentari. 🙂

pict #from google

Author: Triyoga AP

Salam kenal, panggil saja Yoga. Suka travelling dari dulu (kebanyakan solo backpacker). Suka fotografi (meskipun bukan profesional). Kadang-kadang mengisi waktu luang dengan naik gunung, camping ceria, gowes, trail running, sama woodworking. Di sela-sela kegiatan itu, saya juga masuk jamaah penyeduh kopi mandiri di rumah. Kebanyakan manual brewing. Semoga dapat bertemu di dunia nyata. Cheers!! :)

3 thoughts on “Jangan Katakan Ini, Pada Anak-anakmu!!”

  1. “kenapa kamu tidak bisa seperti dia?” <==== terdengar halus, tapi menurut saya sangat dalam. memang benar sangat tidak baik membandingkan anak, walaupun sebenarnya mungkin orang tua mereka tidak bermaksud demikian, mungkin orang tua berkata seperti itu untuk memacu anaknya agar lebih baik, tapi menurut saya caranya salah kalau seperti itu. TIAP ORANG PUNYA KARAKTER SENDIRI !!!! TAK PERNAH SAMA SATU DENGAN YANG LAIN.

    1. Itu dia her, terkadang apa yang kita ucapkan sedkit banyak gara-gara mood kita yang masih kurang stabil. Biasa, umur-umur segini masih saya anggap ababil dalam beberapa aspek. Makannya gak salah kalo orang bilang life begin in fourthy.

      #aduhhhh, udah semakin menanti, gimana rasanya momong anak. 🙂

Yuks!! Ngobrol di mari.

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: